POJOKBANUA, MARTAPURA – Kepala SDN Jawa 5, Anita Prihatin mengakui bahwa ekstrakurikuler (eskul) pramuka kurang diminati para siswa. Pernyataan itu disampaikan usai Kemendikbud berencana menghapus pramuka sebagai eskul wajib di sekolah.
“Ini bagian dari kurikulum merdeka yang memberi kebebasan lebih kepada siswa dalam memilih. Meski demikian, saya pribadi percaya bahwa eskul Pramuka seharusnya tetap diwajibkan,” ujar Anita kepada pojokbanua.com, Senin (22/4/2024).
Kata dia, di sekolahnya, selain pramuka juga ada ekskul lain seperti karate, menari dan futsal. “Namun, pramuka dianggap kurang diminati oleh siswa. Padahal, memiliki nilai yang penting dalam membentuk karakter dan nasionalisme,” ungkapnya.
Sehingga, ia berpendapat pramuka sebaiknya tetap dijadikan ekskul wajib, karena hanya berlangsung seminggu sekali, khususnya pada Jumat sore.
“Meskipun ada ekskul lain, pramuka masih memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. Walau jumlah peminatnya mungkin tidak sebanyak ekskul lain, pramuka masih memiliki nilai yang tidak bisa diabaikan,” bebernya.
Sayangnya, belum ada sosialisasi khusus untuk kepala sekolah (kepsek), juga dari dinas pendidikan (disdik). “Itu hanya edaran-edaran dari medsos yang dari Kementerian Pendidikan,” lanjutnya.
Senada, salah satu orang tua murid, Imah membenarkan bahwa pramuka jangan dihapuskan. “Karena bagian dari belajar mandiri murid-murid. Cuma sekarang kan di sekolahan wajib ikut,” tutupnya. (WF/KW)
Editor: Yuliandri Kusuma Wardani
Tidak ada komentar