iklan di pojokbanua

Fokus Budidaya Melon Borneo, Petani Milenial Kalsel Raup Untung

waktu baca 4 menit
Kamis, 4 Apr 2024 10:20 0 Yuliandri Kusuma Wardani

POJOKBANUA, TANAH LAUT – Pertanian telah lama menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian telah mengalami perubahan yang menarik perhatian.

Sebagai tulang punggung masa depan sebuah negara, partisipasi generasi muda memiliki potensi untuk mengubah wajah sektor pertanian dan memberikan dampak positif pada ketahanan pangan serta pembangunan ekonomi.

Untuk memacu semangat generasi muda di sektor pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali menggelar Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) On the Spot. Live secara langsung On the Spot dari lahan pertanian milik petani milenial sukses Prastio Kuntoro. Ngobras kali ini mengangkat tema “Melon Borneo, Saranghaeyo”, Selasa (2/4/2024).

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan tema yang diambil ini dikarenakan terinspirasi dari kata sarangheyo yang artinya “I love atau jatuh cinta” kepada Melon Borneo. Sebab, saat ini Kementan sedang berupaya untuk melahirkan wirausaha muda di sektor pertanian seperti Prastio Kuntoro dari Tanah Laut yang berkecimpung di budidaya Melon.

“Melon borneo bisa menghasilkan duit yang banyak. Dengan rumah kaca 10 x 30 meter hasilnya 3 ton, jadi kalau 1 hektare itu berarti hasilnya 100 ton, dengan harga kira-kira 35.000/kg. Berarti 1 bulan bisa mencapai 2M, artinya duitnya gede, siapa yang tidak cinta, siapa yang tidak mau jadi petani seperti ini,” ujar Dedi.

Ia menjelaskan, Prastio Kuntoro ini salah satu alumni dari magang di Korea Selatan (Korsel) yang merupakan kerja sama Kementan dengan Pemerintah Korea. Di mana, teknologi yang ada di Korsel untuk dapat diterapkan di Indonesia.

“Selama di Korea Selatan, mereka berlatih apa itu smart farming, varietasnya, green housenya, fertigasinya, nutrisinya, hidroponiknya, Teknik budidaya. Kemudian petani milenial ini berkunjung ke smart farming yang ada di sana dan berbagai komoditas. Setelah kembali ke Indonesia, mereka kemudian membangun seperti yang ada di sana,” bebernya.

Dedi menambahkan, petani muda saat ini harus mempunyai jiwa wirausaha, kreatif dan inovatif untuk membangun sektor pertanian. Sehingga, akan mampu menggenjot produktivitas ke depan dan produk bertambah bahkan bisa diekspor, diterima di pasar internasional.

Sementara itu, Prastio Kuntoro atau akrab disapa Kuntoro ini mengatakan bahwa sebelumnya ia hanya seorang petani horti. Akan tetapi karena sistemnya kurang, kemudian dirinya mencoba untuk mencari komoditas lain dan memutuskan untuk fokus pada budidaya Melon Borneo karena melihat omzetnya yang besar.

Prastio yang juga petani binaan SMK-PP Negeri Banjarbaru dalam Program Yess ini juga banyak belajar melalui media sosial dan memanfaatkannya untuk mengembangkan usahanya. Bahkan, sampai bisa ikut pelatihan ke Korea Selatan yang diadakan oleh Kementan.

Adapun, pengembangannya dilakukan dengan membuat Green House Melon Borneo dengan modal awalnya juga dapat dari KUR sebanyak 100 juta untuk membangun sistem pertanian modern.

“Sampai saat ini ada 12 green house yang telah dibangun dan populasi tanamannya setiap green house ada 850 pohon. Melon borneo ini sudah mencapai lebih dari 16 sehingga sudah bisa di ekspor,” jelasnya.

Kesuksesan yang diraih Kuntoro sejalan dengan seruan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran agar masyarakat bisa mengonsumsi buah lokal Indonesia. Selain rasa yang enak dan variasi buah yang berlimpah, mengonsumsi buah lokal dapat menyejahterakan petani lokal.

Dalam hal ini, kesuksesan Kuntoro tak lepas dari dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah, salah satunya adalah Syamsir Rahman selaku PJ Bupati Tanah Laut yang menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Laut terus mendukung sektor pertanian dan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Prastio Kuntoro.

“Ini luar biasa, jarang petani milenial mau berkembang dan berinovasi. Nantinya bisa memberikan motivasi petani lainnya, sebab Kalsel ini akan menjadi gerbang IKN. Saya sebagai Pj. Bupati Tanah Laut, dan juga sebagai Kepala Dinas Pertanian Provinsi mengapresiasi dan siap mendukung apa yang dibutuhkan oleh petani seluruh Kalsel,” ucapnya.

Syamsir berharap, agar program atau kegiatan apapun yang telah dilakukan dapat disampaikan kepada seluruh bupati dan penyuluh lainnya agar dapat memperoleh pengetahuan serta inovasi baru dari kegiatan yang telah dilakukan Bupati Tanah Laut.

Sudarto selaku penyuluh pertanian pendamping menerangkan bahwa penyuluhan diberikan dengan baik dan menggunakan media sosial dimanfaatkan untuk promosi dan mencari pengetahuan serta peluang pasar yang ada untuk mendukung pengembangan bisnis. Selain melalui medsos, diperlukannya membangun relasi dengan investor dan pengusaha luar dengan membranding petani milenial yang sudah mendapat pelatihan di Korea Selatan.

“Ketika ada yang memberikan suatu pendapat maka akan dipertimbangkan dan dilakukan kebijakan yang sesuai”, imbuhnya. (SMK PP Banjarbaru/KW)

Editor: Yuliandri Kusuma Waa

Yuliandri Kusuma Wardani

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pojok Banua TV

Infografis

PENJUALAN ROKOK BATANGAN
TIPS AMANKAN DATA
IMG-20221225-WA0006
IMG-20221228-WA0020
1. Infografis sosmed 10 penyakit
IMG-20221229-WA0030
2. Infografis sosmed 10 penyakit
IMG-20221227-WA0005

Member JMSI

Network

LAINNYA