POJOKBANUA, TANAH LAUT – Sebanyak tiga persen atau sekitar 950 hektar dari luas tanaman padi di Tanah Laut (Tala) mengalami gagal panen pada musim tanam kali ini. Penyebab utamanya, virus Tungro atau organisme pengganggu tanaman (OPT).
Data tersebut mencuat saat DPRD Tala melalui Komisi II menggelar rapat kerja bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) Tala, pada Senin (12/9/2022) lalu.
Ketua Komisi II DPRD Tala, H. Junaidi alias Haji Junai menyampaikan, harus tetap ada penanganan seberapapun gangguan yang muncul.
“Produksi padi masih aman dan tidak terpengaruh, karena hanya sekitar tiga persen dari luas tanam. Namun, tetap jalankan pencegahan dan penanggulangan sekalipun persentasenya tidak begitu besar,” ujarnya, Selasa (13/9/2022).
Politisi PDI Perjuangan itu membeberkan, berbagai cara yang dapat dilakukan oleh distanhorbun dalam menangani kasus ini. Diharapkan, para petani nantinya tidak perlu khawatir jika virus ini mulai mengancam tanaman mereka.
“Berikan tambahan pengetahuan kepada petugas, bahkan petani tentang pencegahan dan penanggulangan yang disebabkan oleh OPT ini. Lakukan juga penyemprotan dengan pestisida yang dianjurkan, merubah pola musim tanam bisa dengan menyesuaikan pola musim hujan hingga variasikan varietas yang ditanam,” pungkasnya. (HS/KW)
Tidak ada komentar