iklan di pojokbanua

Menjaga Bilik Suara, Menjaga Demokrasi: Kisah Fikri Petugas KPPS di Desa Bincau

waktu baca 3 menit
Minggu, 25 Feb 2024 10:13 0 Wahyu Firdha

POJOKBANUA, MARTAPURA – Gempita riuh Pemilu 2024 mulai perlahan berakhir, seiring proses pemungutan suara yang telah usai sejak 14 Februari 2024, dan kini masyarakat Indonesia menanti hasil penghitungan suara.

Sebuah cerita menarik mengemuka dari salah satu anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 06, Desa Bincau, Kabupaten Banjar, Kalsel. Adalah Muhammad Fikri Maulana (22), yang telah mengalami perjalanan penuh tantangan dan pengabdian sejak awal mendaftar hingga bertugas di hari pemungutan suara.

Ditemui Pojokbanua.com pada hari Rabu (21/2/2024) Muhammad Fikri Maulana anak kedua dari dua saudara ini berbagi cerita akan pengalamannya saat bertugas menjadi KPPS.

Proses mendaftar sebagai anggota KPPS bukanlah sekadar proses administratif biasa bagi Fikri. Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi untuk menyiapkan berbagai dokumen seperti Ijazah, Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat keterangan sehat, dan daftar riwayat hidup.

Hari yang ditunggu akhirnya tiba pada 30 Desember 2023, ketika Fikri dan puluhan calon anggota KPPS lainnya dinyatakan lolos seleksi. Namun, kebahagiaan tersebut juga disertai dengan beban tanggung jawab yang besar, ketika di hari yang menentukan Rabu (14/2/2024) Fikri dan 5,7 juta (data KPU RI) petugas KPPS mulai bertugas di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bagi Fikri, adalah perjalanan penuh tantangan dan pengabdian sejak awal mendaftar hingga bertugas di malam pemungutan suara. (Foto: dok pribadi)

Menurutnya, menjadi bagian dari KPPS tidaklah se-sederhana yang dipikirkan banyak orang. Dimulai dari persiapan fisik dan mental, dia dan timnya bekerja keras mulai dari Selasa, 13 Februari 2024, hingga Rabu, 14 Februari 2024, tidak hanya saat hari pemungutan suara saja.

“Kurang tidur menjadi salah satu aspek yang melelahkan dan menguras tenaga. Kebetulan saya belum menikah, dan tidak mempunyai kerjaan,” kata Fikri.

Bertugas dari pukul 14:00 sore hingga pukul 02:30 dini hari di TPS 06 Desa Bincau bukanlah pekerjaan yang mudah. “Saya dan rekan-rekan KPPS lainnya harus siap sedia melayani para pemilih dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab,” ujar Fikri serius.

Muhammad Fikri Maulana bersama rekan-rekan yang bertugas di TPS 06, Desa Bincau, Kabupaten Banjar. (Foto: dok pribadi)

Tantangan sebenarnya tidak hanya datang dari jam kerja yang panjang, tetapi juga dari ketakutan akan risiko kesehatan. Fikri mengakui bahwa ia sempat merasa khawatir saat mendengar cerita tragis tentang petugas KPPS pada pemilu sebelumnya yang jatuh sakit bahkan meninggal dunia akibat kelelahan. Namun, hal itu tidak mengurangi semangatnya untuk memberikan yang terbaik dalam menjalankan tugasnya.

Melalui cerita Fikri, kita dapat melihat betapa perjalanan seorang anggota KPPS tidaklah mudah. Namun, semangat pengabdian dan rasa tanggung jawab yang tinggi telah mereka berikan untuk proses demokrasi. Apapun hasil Pemilu 2024 ini dapat diterima rakyat Indonesia dengan lapang dada, sebagai bentuk nyata dari kedewasaan demokrasi di Indonesia.(WF/AY)

Editor: Andy Arfian

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pojok Banua TV

Infografis

IMG-20221228-WA0020
IMG-20221229-WA0030
2. Infografis sosmed 10 penyakit
1. Infografis sosmed 10 penyakit
IMG-20221227-WA0005
TIPS AMANKAN DATA
PENJUALAN ROKOK BATANGAN
IMG-20221225-WA0006

Member JMSI

Network

LAINNYA