iklan di pojokbanua

Lulus PPPK, Begini Kisah Mahriadi Majukan Pendidikan di Pedalaman Meratus

waktu baca 2 menit
Minggu, 7 Apr 2024 11:06 0 Muhammad Hidayatullah

POJOKBANUA, BARABAI – Perjuangan puluhan tahun Mahriadi (34) sebagai guru di daerah pedalaman kini berbuah manis. Tahun 2024, ia resmi menerima surat keputusan (SK) sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) per 1 April.

Lokasi penempatannya masih di daerah pedalaman Meratus. Ia ditugaskan sebagai guru di SDN Muara Hungi, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Berdasarkan SK Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nomor 160/P/2021 tentang daerah khusus berdasarkan kondisi geografis, Muara Hungi ini termasuk dalam daerah khusus.

Sebelum lulus PPPK, Mahriadi sempat jadi guru di SDN Kecil Batu Perahu selama 14 tahun. Masih di kawasan Pegunungan Meratus. Mulai jadi guru honorer hingga kontrak daerah sempat ia rasakan.

“Dulu jadi guru honorer sekolah sampai tahun 2017 dengan gaji Rp250 ribu. Lalu, baru di tahun 2018 masuk jadi kontrak daerah dengan gaji sekitar Rp1 juta lebih,” kenangnya, beberapa waktu lalu.

Beruntung di tahun 2023 tadi, ia bisa mengikuti seleksi PPPK. Karena pengabdiannya cukup lama, Mahriadi masuk dalam kategori prioritas (P3) dalam seleksi tadi.

“Ini perdana daftar PPPK dan alhamdulillah langsung lulus,” ujarnya.

Ia mengaku, baru bisa ikut seleksi karena sebelumnya terhalang ijazah yang dulu hanya lulusan SMA. Namun di tahun 2023 tadi, dirinya sudah menyelesaikan pendidikan jenjang S1 sehingga baru bisa daftar.

“Sangat bahagia bisa lulus, karena itulah yang dinanti-nanti,” bebernya.

Mahriadi mengaku, tidak terlalu terkejut dengan penempatannya di Muara Hungi. Mengingat, dirinya juga warga Desa Hinas Kiri yang medannya sudah familiar dengan jalanan Pegunungan Meratus.

“Medannya sama saja Batu Perahu dengan Muara Hungi, jadi tidak terlalu terkejut. Paling menyesuaikan dengan suasana baru sekolah saja,” katanya.

Terkait tantangan, penempatan di daerah Pegunungan Meratus ini dikenal medannya yang sulit. Ada yang bisa diakses motor roda dua, bahkan masih ada juga yang hanya bisa dilalui dengan jalan setapak.

Namun untuk di Muara Hungi ini, masih bisa menggunakan motor walaupun harus ekstra hati-hati. Apalagi kalau dilanda hujan, akses jalan begitu licin dan tak jarang sering terjatuh.

“Sudah sering jatuh. Kalau hujan medannya sangat licin. Pernah juga mogok di perjalanan,” ungkapnya.

Di samping itu, infrastruktur juga masih cukup memprihatinkan. Akses listrik terbatas, internet tidak ada, dan kondisi jalan juga masih sangat perlu didukung supaya guru bisa mengabdi secara totalitas.

“Walaupun begitu, saya tetap komitmen ingin memajukan pendidikan di Meratus,” tegasnya.(MH/KW)

Editor: Yuliandri Kusuma Wardani

Muhammad Hidayatullah

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pojok Banua TV

Infografis

PENJUALAN ROKOK BATANGAN
2. Infografis sosmed 10 penyakit
IMG-20221228-WA0020
1. Infografis sosmed 10 penyakit
IMG-20221227-WA0005
IMG-20221225-WA0006
TIPS AMANKAN DATA
IMG-20221229-WA0030

Member JMSI

Network

LAINNYA