Gempa Sempat Guncang Amuntai, BMKG Balikpapan; Aktivitas dari Sesar Meratus

POJOKBANUA, BANJARBARU – Gempa bumi menggoyang Kalimantan Selatan (Kalsel), tepatnya 51 kilometer utara Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan kedalaman 4 kilometer pada Rabu (28/6/2023) pukul 08.01 Wita, dengan titik koordinat 2.05 LS – 115.52 BT.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Balikpapan, terjadi aktivitas sesar di kawasan ini. Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala BMKG Stasiun Geofisika Balikpapan, Rasmid saat dihubungi pojokbanua.com, Kamis (29/6/2023) pagi.

Baca Juga

11 bulan  lalu

Terjaring Patroli Prostitusi Polda Riau, Wabup Rokan Hilir bersama Kabid Dispenda Dipulangkan

95 Fikri Noor

Ia mengungkapkan, pulau Kalimantan sebenarnya bukan wilayah yang bebas dari gempa bumi sama sekali. Di mana, diketahui masih ada sesar atau patahan yang aktif.

“Salah satunya Patahan Meratus yang memanjang di sepanjang pegunungan Meratus, dari selatan ke utara yang ujungnya berakhir di selatan wilayah Paser,” ujar Rasmid.

Patahan Meratus memiliki panjang sekitar 100 kilometer. Patahan Meratus sendiri, merupakan patahan yang aktif yang dibuktikan dengan terjadinya beberapa gempa bumi di wilayah ini.

Baca Juga

1 tahun  lalu

Pohon di Veteran Tumbang Lagi, Jalan Sempat Macet hingga Ditutup

201 Wahyu Firdha

“Panjang Patahan Meratus sekitar 100 kilometer. Berdasarkan formula, panjang patahan 100 kilometer berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan magnitudo 6,9-7,0 Mw (momen magnitudo),” imbuh Rasmid.

Lalu, apakah fenomena gempa disebabkan pergeseran sesar ini akan kembali terjadi? Dirinya mengatakan, gempa bumi merupakan fenomena yang berulang.

Di mana, tekanan atau gaya yang bekerja pada batuan akan disimpan dalam batuan tersebut, sesuai dengan tingkat elastisitas batuannya. Jika melebihi daya tampung tekanan atau gaya, maka tekanan tersebut akan dilepaskan, maka terjadilah gempa bumi.

“Kemudian mengumpulkan energi lagi. Jika sudah tidak kuat menahan tekanan, maka akan dilepaskan lagi dengan gempa bumi. Sehingga kemungkinan terjadi gempa lg di wikayah tersebut sangat mungkin,” lugas Rasmid. (FN)

Editor: Gusti Fikri Izzudin Noor