POJOKBANUA, BANJARBARU – Keluhan warga Jalan Guntung Paring RT. 36 RW. 07, Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin, yang mengeluhkan debu dari pabrik kapur, langsung direspons oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarbaru.
Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Hukum dan Pemulihan Lingkungan DLH Banjarbaru, Shanty Eka Septiani melalui Kepala Seksi (Kasi) Pengawasan dan Penegakan Hukum, Evelina Rahmi mengatakan, jajarannya bakal menindaklanjuti keluhan warga Guntung Manggis, yang sempat mengeluhkan debu dari pabrik kapur itu.
Jika tak ada aral melintang, DLH Banjarbaru akan melakukan verifikasi di lapangan pada Selasa (13/6/2023) besok.
“Kami akan melibatkan pihak kelurahan, nanti akan banyak pertanyaan terkait keluhan debu. Baik kepada warga maupun karyawan (pabrik),” ujarnya saat ditemui pojokbanua.com di ruang kerjanya, Senin (12/6/2023) sore.
Wanita yang akrab disapa Evi ini menambahkan, keberadaan pabrik terlebih pabrik kapur tak diperbolehkan berada di dekat permukiman ataupun perumahan warga.
Selain itu, jajarannya juga berkomunikasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Banjarbaru terkait perizinan pabrik kapur tersebut.
“Untuk gangguan debu, memang ada di ranah DLH, bagaimana caranya agar tak lagi terjadi debu. Secara teknis akan kita lihat di lapangan seperti apa,” beber Evi.
“Hanya, keberadaan pabriknya tidak diperkenankan dalam sebuah wilayah perumahan atau permukiman,” tambahnya.
Evi kembali menegaskan bahwa jajarannya akan berkoordinasi dengan DPMPTSP Banjarbaru, terkait izin pabrik kapur yang berlokasi di Jalan Guntung Paring tersebut.
“Yang pasti untuk pabrik tidak diperkenankan berdiri di dekat perumakan atau permukiman sekalipun,” tegasnya.
Sebagai penyegar ingatan, warga Jalan Guntung Paring, Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin mengeluhkan debu. Di mana, debu berasal dari adanya aktivitas pabrik kapur di sekitar permukiman warga.
Ketua RT. 36 RW. 07 Kelurahan Guntung Manggis, Nadiansyah mengungkapkan bahwa debu dari aktivitas pabrik kapur bertebaran hingga permukiman warga. Selain itu, getaran dari mesin pemecah batu kapur sendiri, juga kerap kali dikeluhkan warga.
“Debu dari pabrik kapur yang banyak dikeluhkan warga,” ujarnya saat ditemui pojokbanua.com, Kamis (8/6/2023) pagi.
Akibat debu dari aktivitas pabrik kapur, Nadiansyah menyebut ada sejumlah warga yang mengalami batuk-batuk. Terutama bayi dan anak-anak yang tinggal tak jauh dari pabrik itu.
“Ada yang batuk-batuk,” imbuhnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi, pengawas pabrik kapur di Jalan Guntung Paring, Fidam mengakui banyaknya keluhan warga yang diterimanya, karena debu dari aktivitas pabrik kapur yang ia awasi. Ia mengatakan, pabrik kapurnya langsung membeli alat blower untuk menyedot debu.
“Permintaan warga sudah kita penuhi. Jadi blower sudah kita beli, dan kita siapkan untuk menekan penyebaran debu tadi,” tuturnya.
Sebelumnya, Fidam menerangkan, pabrik kapur ini telah memiliki blower. Hanya kapasitas blower sebelumnya tak begitu besar.
“Jadi kita perbesar kapasitas blowernya,” tutupnya. (FN)
Editor: Gusti Fikri Izzudin Noor
Tidak ada komentar