Mahasiswa Kalsel Desak Kapolri Usut Tuntas Oknum Polisi Diduga Tembak Aktivis

POJOKBANUA, BANJARMASIN – Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Kalimantan Selatan (Kalsel) mendesak dan meminta Kapolda Kalsel membantu menyampaikan ke Kapolri usut tuntas kasus penembakan yang diduga dilakukan oleh oknum polisi.

Ketua Bidang, Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik (HPKP), DPD IMM Kalsel, Ferry Setiadi menerangkan, kasus penembakan salah satu aktivis kampus, Erfaldi alias Aldi (21) meninggal dunia akibat terkena tembakan.

Baca Juga

1 tahun  lalu

BBM Naik, DPRD Kalsel Ajak Rapat Dengar Pendapat Cari Solusi

143 Nanang Apidae

Dirinya tewas, saat aksi unjuk rasa menolak tambang PT Trio Kencana di Parigi Moutung, Sulawesi Tengah, Sabtu (12/2/2022).

“Kami bakal siapkan 500 kader IMM Kalsel untuk melaksanakan instruksi DPD IMM tersebut, guna mengingatkan aparat kepolisian bahwa sudah waktunya mereka berbenah. Mengingatkan, masyarakat bukan musuh mereka,” ujar Ferry kepada pojokbanua.com, Sabtu (19/2/2022).

Kata dia, pihaknya bakal mendesak agar Polda Kalsel menyikapi kasus ini secara serius dengan mengkoordinasikan hingga aksi iyu sampai ke Kapolri.

Baca Juga

2 tahun  lalu

Dosis Vaksin untuk Banjarmasin Tiba, Segera Didistribusikan ke Puskesmas

119 Nanang Apidae

“Seluruh kader IMM Kalsel yang bergabung untuk menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan hak korban, mengecam keras tragedi diduga penembakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa aktivis. Menduga, ada unsur kesengajaan dalam tragedi penembakan tersebut,” ungkapnya.

Menurut Ferry, kepolisian harus mengusut tuntas siapa pelaku dibalik tragedi penembakan tersebut.

“Menuntut seberat-beratnya pelaku penembakan aktivis sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Tak ada perlakuan istimewa terhadap pelaku penembakan, dan sampai benar-benar terang. Diduga pelaku penembakan, juga dapat ditangkap secepatnya,” harapnya.

Selain itu, pihaknya juga mendesak Kapolda Kalsel untuk menyampaikan fakta integration kepada masyarakat untuk berkomitmen tak akan melakukan tindakan represif. Apalagi, sampai ada masyarakat kehilangan nyawa dalam menyampaikan aspirasinya.

“Kami juga mendesak Kapolri, mencopot Kapolda Sulawesi Tengah yang gagal dan gagap dalam memberi jaminan keamanan bagi mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya,” tambahnya.(NS/KW)