iklan di pojokbanua

Kisruh Pertambangan Ilegal di HST, Ini Solusi Penggiat Lingkungan

waktu baca 2 menit
Rabu, 15 Nov 2023 20:41 1 Muhammad Hidayatullah

POJOKBANUA, BARABAI – Penggiat sekaligus pejuang lingkungan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kosim menawarkan salah satu solusi dengan perdagangan karbon kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HST atas permasalahan lingkungan yang ada.

Tawaran solusi itu ia sampaikan menyusul maraknya aktivitas pertambangan ilegal yang terjadi di wilayahnya selama beberapa waktu belakangan. Mengingat, Kabupaten HST masih memiliki kawasan hutan Pegunungan Meratus yang patut dijaga dan diberdayakan.

“Kita mengharapkan dengan perdagangan karbon ini masyarakat bisa makmur tanpa harus merusak hutan,” kata Kosim , Rabu (15/11/2023).

Pria yang juga Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) terbaik nasional ini menuturkan, pemerintah semestinya jangan hanya mengimbau masyarakat untuk menjaga hutan saja. Akan tetapi, potensi dari hutan tersebut juga turut dioptimalkan dan dikembangkan dengan tetap memberdayakan masyarakat.

“Kalau memang perdagangan karbon ini menguntungkan, kita harus optimalkan. Untuk itu, perlu kita pelajari bersama terlebih dulu,” paparnya.

Melihat kondisi yang ada, kata Kosim, Kecamatan Batang Alai Timur dan Hantakan yang masih memiliki hutan yang cukup luas dan memiliki potensi karbon yang cukup besar. Jika dimaksimalkan, dua kecamatan mungkin bisa jadi percontohan roda ekonomi hijau di HST.

“Termasuk juga kita tetap dorong untuk optimalisasi sektor pertanian dan kehutanan lainnya,” lanjutnya.

Terkait tambang, ia berkomentar sebesar apapun potensinya suatu saat pasti akan habis dan menimbulkan dampak lingkungan yang berkepanjangan. Untuk itu, ia menginginkan roda ekonomi yang bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang, tanpa harus merusak.

Sebelumnya, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Kalimantan Selatan (Kalsel), Nurul Fajar dalam kegiatan Simposium Nasional IKN menyebut, jika Kalsel bisa mengembangkan untuk perdagangan karbon.

“Kalimantan Selatan memiliki 45 persen hutan. Selain itu, 6 persen di antaranya rawa gambut, ditambah lagi 6 persen garis pantai dengan hutan bakau yang berpotensi mampu menghasilkan banyak karbon,” bebernya di Gedung Mahligai Pancasila, Kamis (9/11/2023) lalu.

Kata dia, mengacu pada perusahaan swasta di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang sukses dengan perdagangan karbon. Bahkan, omzetnya mencapai triliunan dan sudah dilakukannya selama 20 tahun. (MH/FN)

Editor: Gusti Fikri Izzudin Noor

Muhammad Hidayatullah

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

    Rusmana
    6 bulan  lalu

    Konsep perdagangan karbon di kab HST merupakan solusi terbaik saat ini….saya setuju dan perlu kedisiplinan masyarakatnya juga pemerintah setempat….Lestarikanhutan pegunungan Meratus

    Balas

Pojok Banua TV

Infografis

IMG-20221225-WA0006
IMG-20221228-WA0020
IMG-20221227-WA0005
IMG-20221229-WA0030
PENJUALAN ROKOK BATANGAN
1. Infografis sosmed 10 penyakit
TIPS AMANKAN DATA
2. Infografis sosmed 10 penyakit

Member JMSI

Network

LAINNYA