POJOKBANUA, BANJARMASIN – Kenaikan yang signifikan untuk bahan-bahan pokok membuat para pedagang di pasar tradisional mengeluh dan berharap harga-harga dapat kembali normal seperti sebelumnya.
Seperti kenaikan harga beras yang disebabkan dari gagal panen, harga daging sapi yang mengalami kenaikan akibat penyakit mulut dan kuku (PMK), daging ayam, bawang merah, cabai dan langkanya tomat.
“Hampir semua jenis beras mengalami kenaikan, dengan kisaran Rp5 ribu perliternya. Faktornya karena gagal panen, satu Kalsel gagal panen,” terang pedagang Pasar Kuripan, Fadilah, Selasa (15/11/2022).
Fadilah pun menyebutkan stok beras yang ada di gudangnya sudah mulai berkurang, bahkan sudah hampir habis.
“Stok di gudang pun sudah berkurang,” katanya.
Kenaikan harga beras itu pun diakui oleh Fadilah terjadi selama lima bulan terakhir dan cukup berpengaruh terhadap penjualan beras miliknya.
“Berpengaruh terhadap penjualan, sangat signifikan,” tuturnya.
Ia pun berharap agar kedepannya harga turun dalam secepatnya dan meminta penanggulangan, dimana melihat kondisi masyarakat menengah ke bawah usai pandemi dua tahun.
“Pandemi dua tahun, ada yang di PHK, membiayai anak sekolah, harga bahan pokok naik, kasian mereka. Semoga harga cepat turun,” harapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh distributor beras, Maslihah yang menyebut ada kenaikan beras jenis lokal dalam hitungan per sak atau karung.
“Naiknya bertahap, puluhan ribu. Jadi dalam satu minggu ada kenaikan, alasannya karena gagal panen, itu kendalanya,” pungkasnya. (KN)
Tidak ada komentar