POJOKBANUA, BANJARMASIN – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalimantan Selatan (Kalsel) membuat pernyataan sikap terkait pemerintah yang resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 34 provinsi di Indonesia. Kenaikan kali ini, mulai dari BBM jenis pertamax, pertalite hingga solar.

Ketua Umum PW KAMMI Kalsel, Muhammad Alfiansyah menyampaikan, dampak dari kenaikan BBM akan meluas jika pemerintah tidak mencabut atau mengkaji ulang. Apalagi, ketika distribusi BBM lainnya tidak merata di daerah Kalsel, tentu akan berakibat kelangkaan bahkan krisis yang terjadi.

“Dampak serius dari kenaikan BBM adalah melonjaknya harga bahan pangan kebutuhan pokok yang disebabkan biaya produksi, serta distribusi yang ikut naik,” ujarnya kepada pojokbanua.com, Sabtu (2/4/2022).

Kata dia, masyarakat akan mengalami dampak kerugian secara langsung. Naiknya kebutuhan pokok ini, tentu mengakibatkan bertambahnya beban masyarakat yang dialami setelah minyak goreng. Kemudian, PPN menjadi 11 persen.

“Walau akan ada wacana bantuan langsung tunai (BLT) Rp 300 ribu kepada kurang lebih 2,5 juta masyarakat di Indonesia untuk minyak goreng (migor). Bagi kami, tentu ini tidak cukup menghentikan penderitaan rakyat yang semakin terzalimi,” bebernya.

Alfi bilang, pihaknya menyatakan sikap tegas dengan menggugat pemerintah. “Pemerintah pusat harus mengkaji ulang kenaikan harga BBM, khususnya pertamax. Memastikan semua pasokan BBM aman di Kalsel dan stabilitas harga bahan pangan kembali normal,” tambahnya.(NS/KW)