POJOKBANUA, KABUPATEN BANJAR – Belakangan ini, para pedagang jeruk lokal mengeluh lantaran omzet menurun karena kurangnya peminat. Sehingga, kini pedagang memilih untuk beralih ke jeruk impor alias jeruk madu. Situasi itu terjadi di Jalan A Yani, tepatnya Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar.

Pedagang jeruk, Zuhdi mengaku, biasanya penjualan laku hingga delapan pikul yang bakal habis dalam waktu empat hari. Namun sekarang, hanya dapat menjual tiga pikul bahkan setengah pikul selama empat hari.

“Tak sedikit dari kami pedagang jeruk membanting harga untuk menyiasati hal itu. Bahkan, rela menjual seharga Rp5 ribu sampai Rp8 ribu,” ujarnya kepada pojokbanua.com, Senin (24/6/2024).

Sementara itu, pedagang lainnya, Acil Siah mengutarakan alasannya mengapa lebih tertarik menjual jeruk impor.

“Jeruk biasanya tidak laku, kalau jeruk ini (impor) nyaman, manis,” ungkapnya.

Meski jeruk impor terbilang lumayan mahal yakni seharga Rp60 ribu per kilogram (kg). Namun, hal itu sesuai dengan kualitasnya yang memiliki rasa sangat manis.(WM3/KW)