POJOKBANUA, BARABAI – Penggiat lingkungan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Mulyadi Saputra menyoroti potensi ratusan ton sampah yang mengendap di sepanjang aliran sungai setempat.

Hal itu diungkapkannya menyusul hasil ekspose pasca kegiatan gotong-royong bersih-bersih Sungai Barabai, yang digelar oleh pihaknya dan ratusan masyarakat dan instansi pada peringatan hari sungai nasional yang lalu.

Mulyadi merincikan, pihaknya saat itu melangsungkan bersih-bersih sungai sejauh 2 kilometer dan berhasil mengumpulkan 2,8 ton sampah. Jika ditaksir dengan panjang sungai 56 kilometer Daerah Aliran Sungai (DAS) Barabai, ada potensi sebanyak 78,4 ton sampah.

“Belum lagi jika ditambah DAS Batang Alai dan DAS Haruyan yang pastinya bisa mencapai ratusan ton sampah. Ini perlu ditangani dengan serius,” ujarnya, Senin (23/10/2023) siang.

Pria yang juga pemilik Bank Sampah Urbandewan ini tak memungkiri, pemerintah sudah bekerja untuk menangani hal itu.

Akan tetapi, ia menekankan agar penanganannya perlu lebih serius lagi dengan melibatkan semua pihak. Tidak hanya pemerintah dan pemangku kepentingan saja, melainkan juga berbagai organisasi dan masyarakat.

Senada dengan itu, aktivis lingkungan, Kosim juga menekankan, memasuki masa transisi musim ini sangat diperlukan keseriusan penanganan pemerintah untuk menormalisasi sungai di HST.

“Tidak hanya di daerah hilir saja, tetapi juga di daerah hulu, khususnya kawasan Pegunungan juga perlu ditangani dengan serius,” terangnya.

Hal ini, kata Kosim, tidak hanya untuk persiapan mencegah banjir saja. Tetapi juga agar tetap menjaga ketersediaan air bersih di wilayah HST.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas (Kadis) PUPR HST melalui Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA), Arif Rahman menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HST sangat serius dalam melakukan normalisasi sungai ini.

Terlebih lagi, beberapa waktu lalu juga, Pemkab HST telah membeli dua eksavator yang difokuskan untuk melakukan pengerukan, pembersihan, serta menormalkan kembali fungsi sungai yang ada di HST.

Arif melanjutkan, dua eksavator yang telah dibeli itu dengan bobot 8 ton dan 20 ton yang sementara ini difokuskan bekerja di daerah hilir sungai. Yakni aliran sungai Desa Kayu Rabah Kecamatan Pandawan dan Desa Pahalatan Kecamatan Labuan Amas Utara.

“Semoga dengan pembersihan atau normalisasi sungai ini dapat mempercepat aliran sungai dan akan mengurangi genangan akibat banjir,” harapnya. (MH/FN)

Editor: Gusti Fikri Izzudin Noor