POJOKBANUA, BANJARBARU – Keberadaan pemilih pemula di Banjarbaru cukup banyak. Jika meminjam data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banjarbaru, tercatat pemilih pemula yang merupakan pemilih potensial non KTP sebanyak 1.624 orang.

Namun, akademisi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Reja Fahlevi mengingatkan bahwa pemilih pemula rentan bersikap aparis dan berpotensi meningkatkan angka golput.

Hal ini disampaikan olehnya kepada pojokbanua.com, usai kegiatan sosialisasi bertajuk Seminar Diskusi dengan Pemilih Pemula di salah satu hotel berbintang di Banjarbaru, Kamis (14/12/2023) siang.

“Apabila pemilih pemula ini tidak dilakukan sosialisasi untuk menambah wawasan terkait kepemiluan. Takutnya kecenderungan mereka apatis, tidak peduli bahkan bisa meningkatkan angka golput,” ungkap Reja.

Dia menuturkan, keberadaan pemilih pemula menjadi salah satu ujung tombak masa depan bangsa. Ia sendiri menekankan agar pemilih pemula dapat berpartisipasi dalam kontestasi politik lima tahunan ini.

“Karena dengan berpartisipasi, kita menjadi salah satu bagian menyumbang perbaikan kualitas negara di masa mendatang. Dengan cara memilih orang yang tepat sesuai dengan integritas, kapasitas dan kapabilitas,” beber Reja.

Dalam sosialisasi sendiri, KPU Banjarbaru melibatkan sedikitnya 100 pelajar dari empat sekolah menengah atas (SMA) di Banjarbaru, yakni SMA Negeri 2 Banjarbaru, SMA Negeri 3 Banjarbaru, SMA Negeri 4 Banjarbaru dan SMA Plus Citra Madinatul Ilmi. Masing-masing sekolah mengirimkan 25 siswanya untuk mengikuti kegiatan ini.

“Menjadi sangat penting memberikan sosialisasi kepada pemilih pemula. Karena sesuai jumlah pemilih di Banjarbaru mayoritas adalah pemilih muda, termasuk di dalamnya pemilih pemula,” tutur Komisioner KPU Banjarbaru Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas) dan SDM, Hereyanto.

Komisioner yang akrab disapa Anto ini menambahkan, dalam sosialisasi para pelajar juga berdiskusi dengan pemateri. Ia tak menampik para pelajar telah berpikir kritis terhadap kepemiluan di Ibu Kota Kalimantan Selatan (Kalsel) ini.

Anto berharap, dari sosialisasi yang diberikan kepada pelajar SMA di Kota Idaman, dapat memberikan pemahaman terkait kepemiluan. Sehingga, mereka mengetahui apa dan bagaimana saat hari pemungutan suara.

“Kita sampaikan kepada pemilih pemula tentang mekanisme di tempat pemungutan suara (TPS). Seperti jenis surat suara, termasuk bagaimana tata cara memberikan suara di TPS,” tuntasnya. (FN)

Editor: Gusti Fikri Izzudin Noor