POJOKBANUA – Papua Nugini akhirnya meratifikasi pakta pertahanan dengan Indonesia, hampir 14 tahun setelah negara tetangga tersebut pertama kali menandatanganinya, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Kedua negara pertama kali menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan pada 2010, di mana keduanya sepakat berbagi informasi intelijen militer, memberikan dukungan logistik dan mengoordinasikan operasi keamanan. Sementara Indonesia telah meratifikasi dokumen itu bertahun-tahun lalu, parlemen Papua Nugini baru meratifikasinya pada 14 Februari, dan pemerintah secara resmi memberlakukannya seminggu kemudian.

Papua Nugini mempunyai hubungan yang sulit dengan Indonesia sejak Indonesia mengambil alih Papua Barat setelah pemungutan suara perwakilan suku pada 1969.

Gerakan Papua Merdeka yang prokemerdekaan telah melancarkan pemberontakan tingkat rendah melawan militer Indonesia selama puluhan tahun. Ini menyebabkan para pengungsi, pasukan Indonesia dan pemberontak melintasi perbatasan panjang Papua Barat dengan Papua Nugini.

“Keamanan adalah landasan perdagangan, investasi dan bisnis,” kata Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkatchenko dalam pernyataan minggu ini. “Di PNG kami berharap dapat mengatasi tantangan keamanan kami, di koridor 800 kilometer perbatasan kami,” katanya. Ini akan membantu membangun “sebagian kemampuan dan kapasitas keamanan kami”, tambahnya. (Voaindonesia.com/iwan)

Editor: Bambang Setiawan