POJOKBANUA, KUPANG – Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau akrab disapa Nono, seorang pelajar asal Kupang belakangan ini namanya viral di media sosial (medsos). Sebab, ia mengharumkan daerahnya dengan prestasi menyabet juara pertama International Abacus World Competition 2022. Ya, keberhasilannya menyingkirkan 7.000 peserta lain dalam kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia.

Bocah yang akrab disapa Nono itu, satu-satunya siswa asal Indonesia pada ajang tersebut. Lalu, siapa sebenarnya sosok Nono?

Nono lahir di Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT, pada 2 April 2015. Anak sari pasangan suami istri (pasutri) Raflim Meo Tnunai dan Nuryati Seran. Sang ayah bekerja serabutan, dulunya kuli atau tukang bangunan. Sedangkan sang ibu merupakan guru dengan status kontrak.

Sejak kecil, Nono dikenal super aktif. Meski ia gemar bermain dengan teman-temannya, namun Nono tak meninggalkan kewajibannya belajar, membaca, dan menulis.

“Dia sejak kecil itu sangat aktif, suka lari sana-sini, bermain dengan teman-teman,” ungkap Nuryati dikutip dari detikbali, Sabtu (19/1/2023).

Nono sudah bisa berbicara lancar saat usia setahun. Saat berusia lima tahun dan duduk di Paud Tunas Belia, ia sudah bisa membaca. Bahkan, dirinya mengikuti kursus Bahasa Inggris setiap pekan.

“Dia ini baru usia satu tahun sudah aktif berbicara. Saat masuk Paud dia sangat pintar. Bahkan, minta untuk ikut kursus bahasa Inggris,” ceritanya.

Sebetulnya, kondisi ekonomi yang pas-pasan, bahkan tak stabil membuatnya sulit memberi pendidikan lebih kepada Nono. Akan tetapi, kemauan Nono keras.

“Rasa ingin tahu Nono sangat tinggi. Jadi, dia paksa kami harus ikut kursus. Beli buku bacaan. Terpaksa, kami turuti saja kemauannya biar semangat belajar tidak redup,” pungkasnya.(KW)

Editor : Yuliandri Kusuma Wardani