POJOKBANUA, BANJARBARU – Beredarnya video mesum sesama jenis atau LGBT di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang belum lama ini viral, mendapat sorotan serius dari psikolog yang juga akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru, Dr. Rika Vira Zwagery.

Dihubungi pojokbanua.com pada Rabu (5/6/2024) siang, Rika mengingatkan bahaya LGBT yang merupakan permasalahan psikologis yang saat ini sangat meresahkan dan semakin meningkat. Oleh karena itu, Rika menekankan pendekatan multi sistem untuk melakukan penanganan pada kasus ini.

“LGBT merupakan disorientasi seksual yang berdampak buruk pada bukan hanya pelakunya saja juga tapi pada orang di sekitar,” ujar Rika.

Psikolog sekaligus Akademisi Universitas Lambung Mangkurat, Dr. Rika Vira Zwagery. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Apa yang disampaikan olehnya bukan tanpa alasan. Pasalnya, perilaku LGBT dapat menjadi contoh dan menjadi alternatif gaya hidup bagi yang memiliki landasan iman dan mental yang cenderung lemah.

“Sehingga perlu untuk dilakukan tindakan pencegahan dan kuratif,” cetusnya.

Menurut Rika, pada dasarnya perilaku LGBT dapat dicegah dan dilakukan sedini mungkin. Salah satunya dengan adalah dengan memberikan pendidikan seks sejak dini.

“Agar anak dapat memiliki pengetahuan yang tepat mengenai fungsi seks dan peran gender,” ujarnya.

Dikatakan Rika, pendidikan mengenai seksual dan peran gender juga perlu dilakukan di instansi instansi pendidikan seperti sekolah atau perguruan tinggi. Agar pemahaman masyarakat semakin meningkat sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.

Lebih lanjut Rika membeberkan, orang tua sebagai sistem terdekat dalam tumbuh kembang anak memiliki fungsi yang sangat penting dalam melakukan pencegahan pada LGBT. Karena pola asuh orang tua yang kurang tepat dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi individu untuk mengalami LGBT.

“Misalnya ketidakhadiran ayah atau ibu dalam hidup seorang anak, kurangnya kasih sayang yang diberikan orang tua atau kekerasan yang menimbulkan perasaan trauma pada anak,” bebernya.

Selain itu, pendekatan agama, disebut Rika, juga merupakan salah satu upaya preventif yang efektif untuk mencegah perilaku LGBT. Karena agama merupakan landasan seseorang dalam hidup dan berperilaku.

“Masyarakat umum juga perlu untuk memberikan respons yang tepat kepada perilaku LGBT dan tidak melakukan normalisasi pada perilaku tersebut,” lugasnya.

Berbicara soal penanganan pelaku LGBT, Rika menyebut harus menggunakan pendekatan agama dan terapi psikologis yang tepat.

“Tentunya sesuai dengan akar permasalahan yang dialami oleh yang bersangkutan,” tuntas Rika. (FN)

Editor: Gusti Fikri Izzudin Noor