POJOKBANUA, BANJARBARU – Sulitnya gas elpiji tiga kilogram rupanya ikut dirasakan oleh pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Banjarbaru.

Adalah Ani, warga RT. 07/RW. 02 Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan yang ikut merasakan sulitnya memperoleh gas melon. Pasalnya, ia hanya dapat satu buah gas elpiji dari pangkalan.

“Ada perwali (peraturan wali kota), minimal 8 tabung satu bulan itu. Jadi kalau datangnya tiap hari Selasa dalam satu bulan cuma dapat 4 (tabung), selebihnya kami beli lagi di luaran dengan harga yang tak menentu,” ucapnya kepafa sejumlah awak media usai sosialisasi mengenai penggunaan gas elpiji tiga kilogram dan BBM bersubsidi yang tepat sasaran, di Aula Linggangan Kantor DPRD Banjarbaru, Rabu (19/6/2024).

Salah satu pelaku usaha kecil menengah, Ani. (Foto: Fikri Noor/pojokbanua.com)

Perwali yang dimaksud Ani adalah Perwali Nomor 5 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Kartu Kendali liquefied Petroleum Gas Bersubsidi. Adapun pada kartu kendali, pelaku UKM diperbolehkan memiliki dua tabung gas melon.

“(Namun) sejak ada kartu kendali, cuma dapat satu tabung, padahal di tulisannya (bisa) dapat 2. Kalau memang alasannya karena jatah sedikit, dibagi-bagi tidsk sesuai dengan warga masyarakat yang dibagi, katanya sih begitu,” beber pelaku UKM kuliner ini.

Merespons keluhan pelaku UKM ini, Sales Branch Manager Pertamina Patra Niaga Kalimantan Selatan (Kalsel), Sukra Mulia Rizky menuturkan, jajarannya telah berkoordinasi dengan Pemko Banjarbaru. Di mana nantinya ada database untuk sektor UKM.

“Nanti mekanismenya dari Wali Kota kemarin menyampaikan bahwasanya penyalurannya melalui pangkalan-pangkalan khusus dan hanya melayani usaha mikro,” tuturnya.

“Mantinya siapapun itu, mau usaha mikro atau rumah tangga selagi statusnya ada di sistem kami pasti akan dilayani,” tambah Rizky.

Ia sendiri berkilah jika terjadi kelangkaan gas melon. Malah ia menyebut, distribusi gas elpiji tiga kilogram diklaim lancar.

Namun demikian, Rizky memastikan jajarannya mengecek data penyaluran bulanan agen. Salah satunya dengan kunjungan ke lapangan.

“Kalau koordinasi kami perkuat dari pengawasan, (karena) distribusi elpiji melibatkan semua pihak. Dari kami hanya ke agen dan pangkalan kami,” tuntasnya. (FN)

Editor: Gusti Fikri Izzudin Noor