POJOKBANUA, BANJARBARU – Fakta terbaru dugaan penganiayaan di sebuah rumah yatim, yang belakangan diketahui berada di Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara, Banjarbaru pun mulai terungkap.

Lurah Mentaos, Zulhulaifah mengatakan, ia bersama unsur Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat, telah dua kali menyambangi rumah yatim ini.

Saat pertama kali menyambangi rumah yatim ini, dirinya mengaku kesulitan berkomunikasi dengan anak yatim. Bahkan saat ditanya pun, tak memberikan jawaban apapun.

“Ketika saya tanya ‘sudah makan atau belum’ dijawabnya sedang puasa. Itu anak usia sekolah dasar,” ungkapnya kepada awak media, Jumat (13/1/2023) siang.

“‘Dikasih sahur atau tidak’ jawabnya tidak. Saya tanya ‘dikasih susu atau tidak’ jawabnya juga tidak,” tambahnya.

Sejak mendapati kondisi anak yang kesulitan dalam berkomunikasi, Zulhulaifah mengatakan, jajarannya bersama unsur Babinsa dan Bhabinkamtibmas langsung memonitor keberadaan rumah yatim ini.

“Sudah kita monitor terus. Karena ada kecurigaan jadi kita monitor. Sudah ada dua kali memonitor,” bebernya.

Selama dua kali mengunjungi rumah yatim, Zulhulaifah menyebut ia bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas, selalu disambut dengan baik. Namun, ia kerap kali mendapati laporan masyarakat sekitar perihal dugaan penganiayaan di rumah yatim ini.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang didapat pihak kelurahan, rumah yatim ini ditengarai sempat merawat sebanyak sembilan anak. Di mana, tiga anak di antaranya ditengarai merupakan anak kandung dari pengelola rumah yatim.

Sedangkan satu anak lagi telah dikembalikan kepada keluarganya. Sehingga, tercatat ada empat anak yang berada di rumah yatim ini.

“Satu anak (ditengarai) dilempar oleh panti. Kami cari informasinya, karena tidak tahu ke (panti) mana dialihkannya dan satu anak lagi dikembalikan ke orang tuanya,” tandasnya. (FN)