POJOKBANUA, MARTAPURA – Para petani di Alalak Padang, Kecamatan Cintapuri, Kabupaten Banjar mengeluh lahan plasma kelapa sawit pada desanya terbengkalai. Diduga, lantaran tak dirawat oleh perusahaan bersangkutan.

Terpantau di lapangan, ratusan hektare lahan tersebut tampak tertutup semak belukar dan rumput liar, Senin (13/6/2022). Dampaknya, menyebabkan kelapa sawit banyak tak berbuah hingga sebagian pohon mati.

Perwakilan petani setempat, Taufikurrahman menyebut, ada sekitar 600 hektare lahan yang masuk plasma dikelola salah satu perusahaan bekerja sama Koperasi Unit Desa (KUD), sejak 2012 lalu.

“Dari ratusan hektare lahan plasma tersebut, 48 hektar di antaranya milik petani di Desa Alalak Padang,” ucapnya.

Mereka mengaku kecewa terhadap perusahaan itu, karena tak merawat lahan plasma dengan baik. Ironisnya, pembagian hasil diduga tak sesuai dengan perjanjian awal dan merugikan para petani setempat.

Perwakilan petani setempat, Taufikurrahman. (Foto: Wahyu/pojokbanua.com)

“Sejak 2021, para petani malah tidak menerima pembagian hasil pertanian yang sudah dipanen. Kami sudah mengajak beberapa kali mediasi kepada pihak KUD dan perusahaan. Namun, belum menemukan titik terang,” bebernya.

Lantaran tidak ada titik terang dari mediasi tersebut, petani sempat mengambil alih lahan dan merawatnya secara mandiri.

“Saat lahan plasma tersebut telah berbuah, pihak perusahaan melarang untuk dipanen. Warga tak bisa berbuat apa-apa, karena polisi juga dilibatkan untuk mengawal perusahaan,” ujarnya.

Kini, lahan plasma kelapa sawit tak bisa dipanen sama sekali. Sebab, petani juga melarang perusahaan memanen hingga buahnya sebagian mulai membusuk.

“Kami berharap, perusahaan mengembalikan 48 hektare lahan kami untuk dikelola secara mandiri,” tutupnya. (WF/KW)