POJOKBANUA, BANJARMASIN – Penggunaan jamban di Banjarmasin masih banyak ditemukan, terutama di bantaran sungai Martapura.

Bagi warga Jalan Surgi Mufti RT. 06, Kecamatan Banjarmasin Utara, menggunakan jamban untuk beraktivitas sehari-hari sudah seperti adat turun temurun yang sulit digantikan.

Meski sebagian warga telah memiliki toilet pribadi di rumah, tak membuat jamban hilang begitu saja.

“Sudah terbiasa, mau jam berapa pun ya tetap turun ke jamban kalau mau BAK/BAB,” kata warga setempat, Ana, Sabtu (18/11/2023).

Bagi Ana, menggunakan jamban untuk keseharian sudah dilakukan puluhan tahun lamanya. Hal itulah yang membuat jamban di RT. 06 itu terus dirawat dan dijaga masyarakat.

“Ini dibangun pakai dana swadaya masyarakat, dirawat masyarakat juga. Jadi digunakan sama warga sini semuanya,” ujarnya.

Di sana, terdapat dua jamban dengan masing-masing memiliki dua tempat pembuangan. Adapun jamban itu terpisah penggunaannya bagi pria dan wanita.

“Tidak tercampur, dibedakan khusus wanita dan pria. Namun kalau lagi ramai yang makai bisa saja bergantian makai punya yang pria begitupun sebaliknya,” beber Ana.

Tak heran, jamban di RT. 06 itu bersih meski dalam sehari terdapat puluhan aktivitas di sana. Mulai dari mencuci pakaian, mandi, hingga kakus.

“Karena masing-masing warga inisiatif membersihkan sehabis digunakan,” ucapnya.

Bukan hanya warga RT. 06 yang menggunakan jamban itu. Namun juga bisa digunakan oleh para peziarah yang datang melalui jalur sungai menuju kubah Guru Zuhdi di Banjarmasin.

“Nah itulah pentingnya jamban ini, jadi peziarah biasa juga menggunakan untuk mereka buang air. Tidak perlu menumpang ke toilet warga, jadi lebih leluasa,” sebut Ana.

Saat kondisi kemarau, air yang ada di sungai itu pun surut. Meski begitu, aktivitas di jamban tetap beroperasi seperti biasa.

“Ya gimana sudah terbiasa saja puluhan tahun, mau surut atau pasang pun tetap beraktivitasnya di jamban itu,” tuturnya.

Dibangun menggunakan swadaya masyarakat, jamban dengan penyangga jeriken dan kayu. Jamban itu masih kokoh meski terkena terpaan angin kencang.

“Beda kalau menggunakan bambu, itu lebih kokoh meski tertiup angin. Kalau dari jeriken ini dia bergoyang gitu,” ungkap Ana.

Terbaru ini, Forum Kota Sehat Banjarmasin mendata ada sebanyak 14 ribu jamban yang tersebar di 5 kecamatan Banjarmasin. (KN/FN)

Editor: Gusti Fikri Izzudin Noor