POJOKBANUA, BANJARMASIN – Angka kasus TBC atau TB di Banjarmasin terus meningkat. Teranyar, pada akhir Juli 2022 ada sekitar 866 kasus TB.

Peningkatan kasus TB itu sendiri diketahui dari masyarakat yang memiliki gejala, lalu memeriksakan dirinya ke puskesmas terdekat.

“Hingga akhirnya dilakukan dahak dan ditemui positif TBC. Kita lakukan tracing, testing dan treatment jika ada temuan positif,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banjarmasin, Muhammad Ramadhan, Selasa (16/8/2022).

Tracing sendiri dilakukan untuk wilayah yang terdapat kasus positif TB, terutama bagi para keluarga maupun lingkungan sekitar untuk mengetahui penularan.

“Jadi kalau ada yang positif, dilakukan tracing agar tidak ada yang terpapar, serta harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” bebernya.

Selain itu, penderita TB harus memakai masker saat berinteraksi dengan orang lain. Sebab, dapat menular melalui udara dan harus ada sirkulasi udara yang mencukupi jika pengidap melakukan perawatan di rumah.

“Dibuka itu jendelanya, tidak perlu isolasi atau dibedakan,” ucap Ramadhan.

Selama ini, ada 5058 suspek kasus TB usai dilakukan 3T di masyarakat. Namun, hanya 16 persen kasus terkonfirmasi positif TB.

“Target capaian kita untuk TB sendiri ada 15 ribu sekian, sekarang baru 5 ribu suspek. Karena kalau penyakit menular, itu harus melebihi target agar menekan angka penularan,” terangnya.

Selama ini, target capaian terbesar TB ada pada dua puskesmas di Banjarmasin, yakni Puskesmas Pekauman yang melayani lima kelurahan dan Puskesmas Sungai Jingah yang melayani empat kelurahan.

“Karena tergantung jumlah penduduk di wilayah tersebut, dan itu target untuk seluruh warga yang berada di wilayah kerja puskesmas,” jelasnya.

Pengobatan bagi penderita TB sendiri diberikan secara gratis selama enam bulan lamanya, karena penanganan TB merupakan prioritas pemerintah.

“Pengobatannya gratis karena program pemerintah selama enam bulan, dan kalau tidak rutin minum obat harus mengulang pengobatan dari awal,” tuturnya.

Selama ini, kasus kematian dari penderita TB hanya satu persen. TB dapat diobati dan sembuh dalam jangka waktu tertentu.

“Kalau kematian itu biasanya komorbid atau lanjut usia (lansia),” paparnya.

Diakuinya, TB lebih rentan menyerang laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan 65 persen dan 35 persen kasus TB pada perempuan.

“Untuk kasus lebih banyak pada laki-laki, dengan rentang usia 45 hingga 50,” tuturnya.

Ciri-ciri umum terpapar TB ialah batuk sampai berdarah, berkeringat di malam hari walaupun tidak beraktivitas, demam, dan bahu terangkat.

“Kalau sampai TB Milier itu sudah paling parah, dan tidak bisa disembuhkan. Karena itu merupakan kerusakan parah pada paru-paru,” pungkasnya. (KN/KW)