POJOKBANUA, BANJARMASIN – Dugaan pernyataan calon Gubernur Kalsel, Deny Indrayana yang menyebut pemilih di Banjarmasin disogok atau diberi uang dalam Pilkada 2020 lalu, hingga kini masih menjadi pertanyaan.
LSM Forpeban Kalsel kembali menyambangi Bawaslu Kalsel, lantaran dianggap kurang tegas dalam menanggapi dugaan kasus tersebut.
“Kami mempertanyakan soal laporan kami tentang penyebaran hoaks yang dilakukan Deny Indrayana, karena merusak harkat dan martabat rakyat Kalsel khususnya,” ucap Ketua LSM Forpeban Kalsel, Din Jaya kepada awak media, Kamis (20/5/2021).
Kata dia, Deny saat dipanggil tak kunjung datang tetapi Bawaslu tak mempersoalkan hal ini dan menganggap laporannya tidak ada unsur pembuktian.
“Sudah diklaim oleh lembaga survei SMRC, bahwa tidak pernah ada survei yang dikatakan oleh Deny tersebut. Mengapa Bawaslu membela orang yang tidak benar,” tegasnya.
Adapin, Forpeban Kalsel juga telah melakukan unjuk rasa di Kejaksaan Tinggi Banjarmasin untuk mengadukan hal yang sama.
“Kami tunggu hingga hari senin depan. Aabila Bawaslu tidak tegas, kami akan kembali,” cetusnya.
Sementara itu, Humas Bawaslu Kalsel, Dody Yulihartanto mengaku, pihaknya sudah melakukan pemanggilan terhadap Deny Indrayana. Namun, Deny Indrayana tak menggubris pemanggilan tersebut.
“Kami 2 kali memanggil Deny Indrayana namun tidak pernah datang,” ungkap Dody.
Diketahui, semua berawal dari dugaan pernyataan Deny Indrayana yang mengutip lembaga survei SMCR. Akan tetapi, pihak SMCR sendiri telah membantah pernyataan Deny Indrayana tersebut. (TA/PR)
Tidak ada komentar