POJOKBANUA, BANJARBARU – Usaha hunian penginapan di eks akses menuju Bandara Internasional Syamsudin Noor kini semakin sepi bak kuburan karena wabah Covid-19. Terlebih, setelah pindahnya terminal bandara baru ke Kelurahan Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Terpantau pojokbanua.com, sebagian hunian penginapan di sekitar lokasi tersebut nampak kendaraan pengunjung parkir, bahkan tidak ada satupun.
Salah satu pemilik penginapan, Hariyati mengatakan, penurunan pengunjung sejak bandara pindah dan didukung dengan merebaknya pandemi Covid-19. Ditambah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang kembali diterapkan.
“Pendapatan sehari tidak menentu. Kadang 3, atau bisa juga hanya 1 tamu dalam sehari. Rata-rata yang dicari kamar harga Rp 50 ribu atau Rp 60 ribu. Kita terima bersih Rp 40 ribu,” ungkapnya, Rabu (11/8/2021).
Kata dia, penginapan miliknya sekarang tidak bisa sebebas dulu. Bagi penginap yang mau terbang, harus menyertakan surat vaksin. “Rata-rata pengunjung belum divaksin. Maka dari itu, penginapan yang bebas, masih lumayan meraup keuntungan,” lanjutnya.
Hariyati mengaku, pihaknya bisa bertahan karena penginapan ini sekarang menjadi sumber mata pencaharian. “Pendapatan tidak sewaktu bandara belum pindah, tapi masih bersyukur bisa makan,” tuturnya.
Pemilik penginapan lainnya, Satrio menerangkan, rata-rata pengunjung adalah orang yang ingin terbang ke bandara. Namun, selepas pindahnya bandara baru membikin usahanya terasa sepi.
“Semoga suatu saat bandara lama bisa difungsikan kembali, agar areal Jalan Angkasa saat malam tidak seperti kuburan. Aktivitas ekonomi menjadi baik, agar bisa menyumbangkan kontribusi untuk pendapatan daerah dari pajak,” harapnya.
“Harapan khusus, semoga pandemi segera berakhir, ekonomi bisa berjalan normal dan kita tidak lagi dibayang-bayangi wabah Covid-19 ini,” tandas Satrio. (MS/PR)
Tidak ada komentar