POJOKBANUA, BARABAI – Mahyuni seorang warga Desa Bulayak, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menceritakan pengalamannya menghadapi banjir, pada awal tahun 2021.
Mahyuni mengaku, dirinya tak bisa beraktivitas normal karena banjir. Terlebih, melihat kondisi rumahnya saat itu dan bingung harus memperbaikinya.
Keseharian Mahyuni, bekerja sebagai tenaga pendidik di TPA As-Syafaah di desa setempat. Kurang lebih, ia telah mengabdi selama 20 tahun dengan penghasilan sebesar Rp 350 ribu perbulan.
“Setelah musibah banjir beberapa waktu lalu, saya tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Artinya, di mana kita bertempat tinggal, kita hanya bisa diam. Seolah-olah pikiran ini tidak bisa berpikir lagi, melihat situasi rumah kita terutama untuk membenahinya,” ujarnya kepada pojokbanua.com, Sabtu (3/4/2021) sore.
Alhasil, ia memutuskan untuk mengungsikan sang istri, Nirwati dan kedua buah hati ke rumah orang tuanya guna merasa aman pasca banjir.
Kemudian, kebahagiaan di raut wajahnya terlihat saat menerima bantuan program Family Shelter dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) kalimantan Selatan (Kalsel).
Mahyuni bersyukur, bisa menjadi satu diantara beberapa warga yang menjadi penerima manfaat program tersebut. Apalagi, tempatnya sangat layak huni.
“Semoga bukan hanya saya (yang menerima bantuan). Namun, masih ada saudara-saudara kita yang membutuhkan perlu bantuan. Saya cukup bahagia dengan adanya bantuan ini,” pungkasnya. (NA/PR)
Tidak ada komentar