Mengenal Lebih Dalam Penulis Mencari Saranjana, Riset 2 Bulan Alami Hal Gaib

POJOKBANUA, BANJARMASIN – Seorang penulis berdarah Banjarmasin-Barabai, Gusti Gina sukses membawa kisah Saranjana, Kotabaru dikenal melalui sebuah buku karya pertamanya.

Gina yang merupakan lulusan S1 Psikologi itu mengaku tak memiliki keturunan keluarga penulis. Bahkan ia sendiri tak mengambil kursus kepenulisan.

Baca Juga

3 minggu  lalu

Sasar Perpustakaan Masjid dan Ponpes, Upaya Dispersip Kalsel Tingkatkan Literasi

67 Khairun Nisa

“Hanya saja karena dari kecil itu suka menulis diary (buku harian), jadi terbawa sampai besar dan suka menulis apa saja jadinya,” cerita Gina, Kamis (14/9/2023).

Buku karya pertamanya yang sukses terjual 1.500 eksemplar itu pun tak pernah dibayangkan Gina sebelumnya. Bahkan, kini buku Mencari Saranjana karyanya telah masuk percetakan kedua.

“Kemarin cetak pertama itu 1.500 eksemplar dan sudah habis terjual, ini masuk cetak kedua. Semoga bisa segera ada di toko buku,” kata gadis murah senyum ini.

Baca Juga

3 bulan  lalu

Perdana di Banua, BSI Lifestyle Expo 2023 Sukses Terselenggara

19 Wahyu Firdha

Menceritakan pengalaman berharganya saat melakukan riset di kota gaib. Gina menyebut tak sempat melihat keanehan di kota itu. Hanya saja ia mengalami suatu hal mistis yang belum ia temukan jawabannya.

“Kalau lihat hal gaibnya engga, cuma merasakan saja dan sampai sekarang belum dapat jawabannya,” bebernya.

Riset demi riset dilakukan Gina selama dua bulan lamanya, ia bertanya pada warga sekitar hingga pakar sejarawan. Tak ingin rasanya Gina melewatkan sebait saja cerita mengenai Saranjana itu.

“Banyak bertanya pada warga sekitar, kemudian pakar sejarawan juga sebelum menulis itu,” ucap Gina.

Dibalik meledaknya buku tersebut, ternyata Gina memiliki alasan pemilihan cerita Saranjana untuk menjadi karya pertamanya. Selain karena kisahnya yang melegenda, menurut Gina kisah dari kota gaib Saranjana itu cukup menjadi pertanyaan bagi orang luar Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Jadi kita coba untuk mengupas sedikit demi sedikit, sehingga orang luar Kalsel pun bisa tahu ceritanya. Kemudian bisa dapat gambaran seperti apanya,” paparnya.

Menariknya, selama masa riset di Kotabaru itu Gina ingin sekali melihat secara langsung kota gaib itu. Hanya saja, ia tak memiliki kelebihan untuk dapat melihat hal-hal seperti itu.

“Ingin liat langsung, tapi tidak punya inderanya. Jadi cukup merasakan saja,” tuturnya.

Tak hendak berhenti di buku Mencari Saranjana, Gina sudah memiliki rencana untuk kembali menceritakan kisah legenda di Kalsel dalam bentuk yang berbeda.

Hanya saja, untuk dalam waktu dekat ini Gina menyebut ia tengah mempersiapkan diri menjadi seorang penulis skenario film.

“Mau menulis lagi, tapi sekarang lagi fokus jadi penulis skenario film. Mungkin suatu saat nanti mau mengangkat kisah legenda lain di Kalsel menjadi film dan buku juga,” tandasnya. (KN/FN)

Editor: Gusti Fikri Izzudin Noor