POJOKBANUA, BANJARBARU – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banjarbaru hingga kini masih relatif aman, dibandingkan Juli tahun lalu api sudah sangat aktif hingga Agustus tahun 2021 ini musim kemarau cenderung masih basah.
Kendati demikian, Kepala Pelaksana BPBD Banjarbaru, Zaini Syahrani meminta untuk tetap siaga dalam pencegahan maupun pemadaman kebakaran. Terutama, beberapa daerah yang biasa menjadi titik masif api.
“Fokus kami ada di daerah Guntung Damar, Landasan Ulin dan Cempaka. Dua lokasi itu memang kerap menjadi langganan kebakaran lahan,” ujarnya saat dihubungi pojokbanua.com, Kamis (12/89/2021).
Sejauh ini, pihaknya terus mengupayakan langkah antisipasi demi meminimalisir potensi kebakaran. Salah satunya, dengan menyiapkan peralatan.
“Menurut perkiraan, kami puncaknya terjadi di Agustus dan September. Semoga saja Banjarbaru aman, karena akibat kebakaran juga berpengaruh terhadap penerbangan,” imbuhnya.
Kata dia, pemadam kebakaran BPBD Provinsi juga turut membantu, termasuk Polri serta Relawan.
“Untuk anggaran beberapa kali tertunda, karena refocusing untuk Covid-19 dan bencana banjir awal tahun. Belum lama ini, kami sudah mengusulkan anggaran perubahan, yang akan disiapkan paling lambat Desember,” ucapnya.
Terakhir kali, kebakaran terjadi di Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin, Sabtu (31/7/2021). Dua hektar lahan terbakar berhasil dipadamkan dengan mengerahkan 1 unit mobil water supply untuk membantu.
“Sebagian besar tanah di Banjarbaru adalah Gambut, sehingga berpotensi rawan kebakaran,” tuturnya.
Berdasarkan data sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mulai 1 Januari hingga 30 Juni 2021, luas kebakaran mencapai 876 hektar.
Maka dari itu, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah, khususnya BPBD untuk melakukan langkah pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau, seperti pemantauan dan peninjauan lapangan, pengecekan sarana dan prasarana pemadam kebakaran, hingga sosialisasi kepada masyarakat. (MS/PR)
Tidak ada komentar