Slide Gambar

Kisah Penjual Arang di Banjarbaru: Lebih Senag Jualan daripada Jadi Pengrajinnya

waktu baca 2 menit
Minggu, 8 Agu 2021 19:48 0 Musa Bastara

POJOKBANUA, BANJARBARU – Lewat namanya, mungkin orang sering mengira Rumah Pengarang adalah rumah seorang penulis, atau rumah sastrawan semisal AS Laksana atau Budi Darma.

Padahal rumah pengarang adalah tempat pengrajin arang atau pembuatnya.

Beralamat di Jalan Sidomulyo Raya, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Narwanto mengaku merintis usaha kerajinan arang semenjak 2017 secara otodidaks, sedangkan bergelut dengan arang sudah dari 2013.

Pria asal Surabaya itu awalnya penasaran ingin bergabung dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terdaftar di Pemerintahan Kota (Pemkot).

Info Iklan

Tapi karena saat itu ia hanya berjualan arang, sedangkan umumnya, kategori untuk dapat masuk UMKM antara lain, kuliner, kerajinan serta fashion, akhirnya ia memutar otak.

Hal ini menurutnya, agar bisa ikut dalam pameran usaha kreatif. Kemudian terbersit untuk membikin kerajinan berbahan dasar arang, khususnya arang putih.

Berikutnya, kerajinan arangnya pun menjadi sesuatu yang aneh, berbeda dan belum ada, sehingga cepat meraup perhatian, termasuk media.

“Saya adalah orang pertama di Indonesia yang memakai medium arang sebagai kerajinan,” ucapnya kepada Pojokbanua.com, Minggu (8/8/2022).

“Jadi, kerajinan arang bukanlah yang utama. Mengrajin arang cuma sebagai sampingan. Bisa buat koleksi atau bila ada berminat, bisa membeli langsung atau secara online,” ujarnya.

Utamanya, ia adalah jualan arang. Bersama isterinya, setiap pagi ia memotongi arang, kemudian dikemas, sebelum selanjutnya dijual. Cara menjualnya pun terbilang unik. Ia membuat semacam kios yang dinamai sebagai ATM Arang.

Seperti umumnya ATM, kios ini menerapkan metode transaksi kepercayaan antara penjual dan pembeli, sebab tidak disediakan penjaga. Pembeli bebas memilih paket kemasan produk sesuai kemauan, kemudian menyiapkan uang pas dan membayarkan langsung di lubang kasir yang telah disediakan. Bisa juga lewat pembayaran digital dengan scane kode QRIS.

Paket kemasannya pun beragam. Mulai dari kemasan kecil seharga Rp. 5000 sampai kemasan besar harga Rp. 30.000. Selain dari besar dan kecilnya muatan arang kayu, juga bisa ditentukan melalui warna kantong.

ATM Arang sudah ada di dua lokasi. Pertama di Jalan Golf (seberang Tk Aba), Landasan Ulin, Kelurahan Landasan Ulin Utara. Kedua, ada di Jalan Sidomulyo Raya No. 17, Kelurahan Landasan Ulin Timur.

Ia mengatakan, keuntungan dari menjual arang lebih besar daripada kerajinan arang.

“Intinya, kerajinan arang itu yang laku orangnya, bukan produknya,” tambahnya lagi.

Dari kerajinan arang, ia sering diundang hingga dijadikan pembicara di Jakarta. Tapi untuk penjualan kerajinan arang di Kalsel, menurutnya begitu susah. Sehingga ia tidak bisa mengandalkan kerajinan arang sebagai usaha utama, kendati jualan arang lebih menebalkan dompet. (MS/SB)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pojok Banua TV

Infografis

IMG-20221228-WA0020
TIPS AMANKAN DATA
2. Infografis sosmed 10 penyakit
IMG-20221227-WA0005
1. Infografis sosmed 10 penyakit
IMG-20221225-WA0006
PENJUALAN ROKOK BATANGAN
IMG-20221229-WA0030

Pemilu Serentak 2024

Pemilu Serentak 2024

Pemkab Banjar

pemkab banjar

Member JMSI

PWI

Network

LAINNYA