POJOKBANUA, BANJARBARU – Setelah sekitar tahun 2000-an, tempat ini dipermak saat masa pemerintahan Rudy Resnawan. Kemudian, munculnya ide gerakan “Aku Telah Membaca Puisi di Minggu Raya”.
Gerakan ini memiliki keunikan tersendiri. Biasanya, mereka yang berkunjung ke sana ditodong untuk membacakan puisi di tempat yang telah disediakan. Setelah puisi selesai dibacakan, sering kali mereka diberi cendera mata berupa pin sebagai hadiah kenangan.
Usaha untuk membudidayakan pembacaan puisi ini mulai digencarkan sekitar tahun 2015 oleh Bang Ben yang hingga kini bertahan. Bertujuan, mengenalkan Kota Idaman ke luar Kalimantan.
Sekarang, paras Minggu Raya telah mengikuti arus perkembangan jaman. Terdapat sebuah kolam dengan air mancur dengan lampu bercahaya, menambah manis taman pada pohon dan bunga sekitar.
Tempat ini tak hanya didatangi oleh pengunjung yang berasal dari Banjarbaru. Terkadang, mereka yang berada di luar daerah seperti Banjarmasin atau Kabupaten Banjar, bahkan luar kota sengaja menyempatkan hadir saat adanya event atau hanya untuk sekedar liburan.
Minggu Raya dulu memiliki air mancur di tengahnya untuk menarik pengunjung. Namun, kini berubah menjadi sebuah panggung untuk menampilkan bermacam persembahan. Misal, pembacaan puisi atau suguhan musik tradisional dan modern.
“Beberapa komunitas kerap menggunakan panggung untuk kegiatan tanpa harus membayar,” pungkas Bang Ben, sembari memberi senyum ramah dengan mata misterius di balik kacamatanya. (MS/PR)
Tidak ada komentar