POJOKBANUA, BANJARBARU – Ketua Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalimantan Selatan (Kalsel), Heriansyah mengatakan, radikalisme tumbuh dari beberapa indikator.
Indikator pertama, kesenjangan. Kesenjangan berupa ekonomi, pendidikan dan kesehatan. “Ada kekecewaan dari orang tertentu,” ucapnya kepada pojokbanua.com, Selasa (6/4/2021).
Indikator kedua adalah doktrin. Saat ini, semua orang dapat mendoktrin melalui handphone dengan IT yang canggih. Sehingga, orang yang tidak sekolah atau tidak berpendidikan bisa didoktrin untuk menjadi radikal.
“Ini adalah tugas kita (pemerintah) dari masyarakat, agar potensi radikalisme bisa berkurang. Termasuk, tugas dari mahasiswa,” ungkapnya.
Menurut Heriansyah, pihaknya bertugas memonitoring dan memfasilitasi penyelenggara pemilu dalam hal pendanaan dan Alat Pelindung Diri (APD). “Tak hanya kita, tapi juga KPU, Bawaslu, dan pengamanan,” lanjutnya.
Berharap, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) bisa tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sehingga, banyak yang mengenal.
Ketua Umum KAMMI Kalsel, Alfi menambahkan, kunjungannya ini dalam rangka silaturahmi. Sekaligus, membahas beberapa poin penting tentang isu-isu yang berkembang di masyarakat.
“Kunjungan ini penting bagi kedua lembaga, agar bisa bersinergi ke depannya. Bersama menjaga kondusifitas masyarakat di Kalsel,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, kunjungan ini membahas beberapa poin yaitu legalitas organisasi, radikalisme dan terorisme, serta Pemungutan Suara Ulang PSU di Kalsel. (NA/PR)
Tidak ada komentar