Slide Gambar

Gerhana Bulan Total Pada 26 Mei 2021

waktu baca 2 menit
Senin, 24 Mei 2021 16:15 0 Yawafie

POJOKBANUA – Gerhana bulan total di tahun 2021 akan bisa kita saksikan keindahannya sebentar lagi. Pada tahun ini, fenomena tersebut terjadi beberapa kali.

Dikutip dari detik.com, Gerhana bulan total atau yang juga disebut Supermoon sebelumnya terjadi pada 27-29 April lalu. Pada tahun sebelumnya, yaitu 2020, tidak terjadi fenomena yang sama.

Berdasarkan laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), fenomena antariksa ini akan terjadi pada 26 Mei pekan depan. Gerhana bulan total tersebut juga diistilahkan sebagai Supermoon Flower Moon dan Super Blood Moon.

“Fenomena Blood Moon ini hanya terjadi saat fase bulan penuh dan mengalami Gerhana Bulan Total (GBT) di mana bumi bergerak di antara bulan dan matahari dan berada pada posisi garis lurus,” tulis Jamroni dalam bmkg.go.id.

Info Iklan

Melansir LAPAN dan BMKG, Gerhana bulan total pada 26 Mei mendatang bertepatan dengan hari raya Waisak 2565. Durasi dari Supermoon kali ini akan berlangsung cukup lama.

Proses berlangsungnya Supermoon ini akan terjadi selama 3 jam 8 menit 12 detik. Sementara, durasi totalitasnya sendiri hanya akan berlangsung dalam 18 menit 28 detik.

Mengutip dari BMKG, puncak dari gerhana bulan total ini sendiri dapat disaksikan tanpa alat bantu optik pada pukul 18.46 WIB.

Sedangkan untuk wilayah Indonesia tengah, puncaknya dapat disaksikan pada 19.46 WITA dan pada wilayah Indonesia timur, dapat disaksikan pada 20.26 WIT.

Wilayah di Indonesia yang menyaksikan seluruh fase Supermoon kali ini adalah Papua. Super Blood Moon kali ini terjadi dekat konstelasi Scorpius ketika bulan terbit dari timur dan menuju tenggara.

Sebagai pengetahuan, gerhana bulan total terjadi ketika bumi, matahari, dan bulan membentuk satu garis lurus dan bulan berada di sekitar simpul orbit.

Warna merah dari gerhana bulan total itu sendiri dikarenakan pembiasan cahaya matahari karena atmosfer bumi, begitu dikutip dari BMKG. Warna merah ini sendiri akan semakin intens jika polusi, awan, dan ketebalan partikel atmosfer cahaya yang ditembus bias cahaya tersebut makin besar. (Detik.com)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pojok Banua TV

Infografis

2. Infografis sosmed 10 penyakit
IMG-20221225-WA0006
TIPS AMANKAN DATA
PENJUALAN ROKOK BATANGAN
1. Infografis sosmed 10 penyakit
IMG-20221229-WA0030
IMG-20221228-WA0020
IMG-20221227-WA0005

Pemilu Serentak 2024

Pemilu Serentak 2024

Pemkab Banjar

pemkab banjar

Member JMSI

PWI

Network

LAINNYA