POJOKBANUA, BANJARBARU – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Banjarbaru mendukung penerapan “Kartu Kendali”, rencana usulan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru.
Kartu ini guna mengatasi masalah kelangkaan liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilo gram (kg), yang beberapa bulan terakhir sempat dialami.
Tak hanya langka, melainkan kenaikan harga LPG 3 kg yang begitu drastis ini pun dikeluhkan warga Banjarbaru.
Pasalnya, harga eceran yang mereka dapatkan bahkan tembus di kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu pertabung.
Hal itu diakui, warga Kelurahan Loktabat Selatan, Sumiati. Beberapa bulan lalu, ia mesti keliling untuk mendapatkan LPG 3 kg.
“Saya sangat terkejut waktu itu. Harga awalnya Rp 50 ribu, beberapa mingguu kemudian naik lagi. Bahkan, saat Februari kemarin mencapai Rp 60 ribu untuk harga eceran,” ujar Sumiati, Jumat (9/4/2021).
Hal itu ditanggapi Wakil Ketua DPRD Kota Banjarbaru, Taufik Rachman. “Saya mendukung, upaya memperbaiki kekosongan gas LPJ yang diterima masyarakat dengan cara kartu kendali,” ucapnya.
Taufik membeberkan, pihaknya kemungkinan akan mengecek harga pada agen atau distributor di masing-masing kelurahan. Selain itu, mengecek ke pihak pertamina. “Apakah benar tidak ada pengiriman yang menyebabkan terjadinya kelangkaan,” jelasnya.
Menurutnya, ia seringkali menemukan banyak warung yang menjual LPG 3 kg dengan harga tinggi. Akan tetapi, stok pada agen kosong.
“Nanti akan kita lakukan pengawasan dan evaluasi. Semoga tidak terjadi lagi kelangkaan LPG 3 kg di Kota Banjarbaru,” harapnya.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Nomor 188.44/047/KUM/2015, tentang penetapan harga eceran tertinggi LPG 3 kg adalah Rp 17.500.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menetapkan LPG 3 kg ini hanya diberikan kepada rumah tangga, UMKM, petani dan nelayan. Penetapan ini agar tepat sasaran dan sesuai peruntukan. (NS/PR)
Tidak ada komentar