POJOKBANUA, BANJARBARU – Sarbani alias Beny, seorang pria berpenampilan sederhana yang sudah menjalani profesinya sebagai pelukis wajah di Mingguraya sedari awal tahun 2015 hingga kini.
Dengan kuas di tangan, ia nampak memandang tegas ke sebuah lukisan yang berusaha cepat diselesaikannya.
Pria kelahiran Rantau tahun 1980 itu menceritakan, bermula dari hobinya melukis yang ditekuni selama puluhan tahun, hingga kemudian dijadikannya sebagai pekerjaan.
“Demi mendalami seni lukis ini, saya sempat melanglang buana ke beberapa daerah seperti Balikpapan, Bali, Jakarta serta Riau. Bahkan, sempat ke Singapura dan Malaysia. Ilmu dari luar kemudian saya terapkan di sini,” ceritanya.
Di tengah modernitas ini, tidak menumbangkan tekadnya untuk menerima pesanan lukis. Bahkan, ia kerap diminta melukis wajah Wali Kota Banjarbaru pada setiap pergantian.
“Sebelum dilarang masuk ke dalam, saya juga pernah melukis sketsa langsung di tempat sekitar area kantor Gubernur. Bayarannya hanya dari Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu. Kini, masyarakat lebih meminta jasa lukis saya untuk keperluan hadiah ulang tahun dan lainnya,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, sebulan pendapatan tidak menentu, sekitar Rp 3 sampai Rp 4 juta. Pandemi ini sebenarnya juga berdampak terhadap jasa lukisnya. Beruntung, beberapa pelanggan yang sudah mengenalnya masih memintai jasanya.
“Setiap lukisan saya pasang tarif variatif, dari 200 ribuan sampai jutaan. Contohnya lukisan Komandan Kodim ini, saya hargai Rp 1 juta. Semua tergantung kerumitan, jenis lukisan, dan jumlah wajah yang dilukis dalam satu lukisan,” paparnya.
Beberapa contoh hasil lukisannya nampak terpajang. Salah satunya, lukisan tokoh penemu teori realitivitas, Einstein yang dilukisnya dengan goresan pensil. (MS/PR)
Tidak ada komentar