POJOKBANUA, BANJAR – Sudah sepuluh tahun Fatimah, perempuan yang tinggal di Jalan Pantai Tengah, Lok Baintan Kabupaten Banjar menjual hasil kebunnya berupa jeruk. Tanaman buah tersebut merupakan ikhtiar Fatimah untuk menyokong ekonomi keluarga. Ia biasa menjual jeruk di Pasar Terapung Lok Baintan.
Pada tahun 2021, diperkirakan sekitar bulan Februari atau Maret Fatimah bakal memanen jeruknya. Tentu ini merupakan yang membahagiakan karena ia akan menuai uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi sayang, belum sampai panen, banjir besar melanda Kalimantan Selatan, tak terkecuali kebun jeruk serta rumah Fatimah. Akibatnya, ia harus gagal panen dan mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk menyelamatkan diri.
“Gagal panen saya, banyak meruginya,” ungkap Fatimah pada awal Februari lalu.
Sebelum gagal panen akibat banjir, Fatimah sebenarnya telah merasakan hasil jualan yang jatuh. Setidaknya dalam satu tahun terakhir, pandemi membuat pendapatannya anjlok. Sepinya pasar terapung dari pembeli dan wisatawan akibat pembatasan sosial menjadi faktor utama, dan ditambah lagi pascabanjir pasar semakin sepi.
Di masa pandemi yang terjadi sekarang ini, sangat sulit sekali menumbuhkan roda perekonomian karena semua aktivitas ataupun transaksi di batasi pemerintah guna memutus rantai Covid-19.
Selain kebun yang gagal panen, banjir juga berdampak pada kehidupan keluarga Fatimah. Kediamannya yang berdinding kayu, berpagar bambu yang terlihat kurang layak ikut terendam air. Perabot rumah tangga banyak yang mengalami kerusakan, bahkan tak jarang hewan liar seperti ular sering ditemukan masuk ke dalam rumah terbawa arus banjir. Hal ini membuat ia dan anak-anaknya takut dan mengungsi ke pesantren yang tak jauh dari rumahnya agar lebih aman.
Kini, Fatimah dan keluarganya tengah kembali bangkit pascabencana dan memperbaiki ekonomi keluarga. Global Wakaf-ACT sebagai salah satu lembaga penghimpun dana wakaf masyarakat pada Februari ini menyalurkan bantuan modal usaha dari program Wakaf Modal Usaha Mikro Indonesia. Sambutan bahagia pun datang dari Fatimah yang tengah bingung untuk memulai kembali usaha mikronya setelah banjir.
Dari modal yang Fatimah dapat, ia berusaha untuk tetap berjualan jeruk walau saat ini harus membeli dari pengepul untuk dijual kembali. Ia pun bakal tetap berjualan di Pasar Terapung Lok Baintan walau masih sepi pengunjung. Cara ini tetap dilakukan Fatimah karena tak ada pilihan dan kemampuan lain darinya, sedangkan ia harus tetap menghidupi keluarga.
“Saya sangat berterimakasih kepada ACT Kalsel yang sudah peduli dan membantu masyarakat yang membutuhkan terutama saya ini yang berjuang untuk menafkahi keluarganya,” ucap Fatimah kepada pojokbanua.com.
“Ini adalah program dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang memiliki salah satu program unggulan wakaf global yaitu memberikan bantuan usaha kepada masyarakat, dan kali ini yang mendapatkan bantuan usaha yakni Ibu Fatimah, warga Lok Baitan,” ucap Branch Manager ACT Kalsel Zainal.
Penulis: Nanang
Editor: Atthoillah
Tidak ada komentar